Empat Puluh Lima Detik
Empat Puluh Lima Detik
2 Juli 2025
Aku menunggumu,
sampai akhirnya panggilan masuk
senyummu muncul sekilas,
tapi bibirmu tak mengucap apa-apa.
Aku tanya,
"Lagi di mana, a?"
"Nggak di tempat kemah?"
"Udah selesai kegiatannya?"
Tiga pertanyaan ringan,
penuh perhatian,
yang seharusnya mudah dijawab…
jika kau memang ingin bicara.
Tapi kau diam.
Lalu aku mendengar ada suara perempuan lain,
lembut, dekat, nyata:
"Udah ah capek, mau istirahat."
Dan detik berikutnya,
layar padam.
Panggilan berakhir.
Tanpa penjelasan,
tanpa pamit,
tanpa satu kata pun darimu.
Aku duduk menatap sisa panggilan itu,
empat puluh lima detik yang terasa seperti dihukum tanpa tahu salahnya.
Dan malam pun jadi panjang,
dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus terulang
di kepalaku sendiri.
Komentar
Posting Komentar